Kutuang senyummu pada secangkir teh Kuseduh tawamu dengan sebuah sendok Oktober Kucicip aromamu dengan sepotong hati yang kau titipkan Kusimpan rindu pada sebuah toples kenangan
Detik detik tangga menuju puncak menggapai 23 Aku memetik cinta yang sedang bergantung Lalu pulang dengan hati yang terisi penuh Sebungkus senyum kutitipkan pada sepenggal Oktober Tinggalkan tumbuh lalu siram hinggah makin subur
Sebungkus senyum Oktober kau tinggalkan pada sudut sudut luka Pulihkan luka lepaskan sembiluh Hangatkan hati tanamkan cinta Sembari menanti fajar merekah pada gubuk kisah kita
Sebungkus senyum Oktober kau titipkan pada sepotong hati mulai remuk Tumbuhkan senyum sembuhkan perih Kuatkan kaki kokohkan hati Sedang menantimu hadir dari sudut kisah yang sedang berkelana __ 23102022 #bingkaikata #parameswari
Jika nanti kau memilih untuk pergi Aku masih di sini Di sepanjang jalan kenangan Masih berbincang dengan Tuhan, memintaNya dengan tulus, tanpa lelah Tentang kita, Ia hadirkan tawa
Jika nanti kau memilih untuk mencintai yang lain Aku masih di sini Di halaman rasa yang masih sama Saat kau tulis cerita kita pada halaman pertama cerita kita
Jika nanti kau temukan jalan buntuh Kembalilah Mungkin kau bukan lagi rumahku Aku masih rumah tempatmu melepaskaj penat
Jika hadirmu sekedar singgah Suguhkan saja senyummu Tinggalkan tawamu Dan pergilah Pintuku selalu terbuka untukmu. __ #bingkaiKata #parameswari
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan rindu adalah hak dua orang insan yang saling berjauhan. Dan oleh sebab itu harus dituntaskan segera dengan pertemuan.
Dan dengan didorongkan oleh rasa cinta yang kuat, jarak bukanlah penghalang agar cinta itu pudar. Selalu ada rindu yang menjadi jembatan.
Atas berkat Rahmat Ilahi, rindu makin subur tatkala disiram dengan pupuk jarak, menjadi perekat rasa yang paling kuat, lalu akhirnya melebur jadi satu.
Dan kemudia daripada itu, untuk membentuk kokohnya ikatan tali kasih dan untuk mempererat rasa, maka rindu hadir di selah selah jarak yang sedang terbentang. Lalu kedua insan merdeka dalam rasa.
__ #bingkaiKata #parameswari
ASING
Pada tabu yang sedang mengiris, seorang perempuan asing hadir lagi, mengikis cinta perlahan. Ternyata pertahanan hati harus sekuat itu untuk menangkis perempuan perempuan asing, tidak hanya perempuan pada sampul buku yang selalu tercoret. __ #bingkaiKata #parameswari
Kepada pintu penjaga waktu Aku mengikis setiaku perlahan Menghaburkan pada illang tanah gersang Lalu mencintaimu perih Dan menatapmu luka sanjang jalan duka
Kepada gunung penjaga hati Aku menimbun cintaku Menutupnya pada karang laut yang menjulang Memelukmu luka Lalu mengusikmu bertahan Dan memimpimu kau abadi dalamku
Kepada hati penjaga aku Mencintaimu luka Melepasmu luluh Lalu memelukmu nestapa Genggam tanganku Sembuhkan luka Lalu melawan restu Tabu memang meluluh lantakan__ 23042022 #bingkaikata #parameswari
Aku, Stefani Kay, lahir di Desa Nule, 23 Maret 2005. Aku mempunyai 4 saudara perempuan dan satu adik laki-laki. Kakak -kakakku sudah mempunyai pekerjaan dan keluarga masing – masing. Sedangkan ayah bersama ibu dan adikku harus tinggal di kota karena pekerjaan ayah sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Sejak kecil aku sangat suka mendengar cerita yang disampikan oleh ibuku. Ibuku menceritakan kisah Nabi Nuh,dan menasehatiku untuk rajin beribadah dan selalu bersyukur.
Waktu berumur 6 tahun, aku bersekolah di SDN.Nusa, kemudian lulus dan orang tuaku mengajak ku untuk melanjutkan sekolah menegah pertama di kota.Tapi,aku menolaknya karena bersekolah di kota membutuhkan biaya yang lumayan .Maka dari itu, aku memilih untuk bersekolah di kampung karena tidak mau menyusahkan kedua orang tua dan aku bersekolah di SMP N Nusa.
Saat masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama aku menjalaninya dengan sabar. Walaupun tinggal jauh dari orang tua bukan hal yang gampang untuk dibiasakan, membutuhkna proses dan akupun harus bisa menjalani dan harus terbiasa dengan hal seperti itu .Dari hari ke hari, waktu ke waktu yang kujalani, aku bersyukur karna mendapat peringkat di kelas, dan dipercayakan bersama seorang teman untuk mewakili sekolah pada kegiatan pramuka antar kecamatan .
Aku tinggal bersama kakek, nenek dan kakakku yang kedua serta keluarganya. Mereka diperintahkan oleh ayah untuk menjaga dan mendidik agar aku bisa hidup mandiri.
Setelah lulus Sekolah Menegah Pertama, sekarang aku duduk di bangku SMA N Tamalabang . Jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh. Namun dengan berjalan kaki aku dan teman –teman tetap semangat .
Aku sempat berpikir “walaupun aku jauh dari kedua orang tua, tapi ini sudah diberikan yang terbaik untukku, melatihku, melatih mentalku untuk tidak menjadi anak yang manja, melainkan menjadi anak yang mandiri. Karena,dari situlah selalu ada niat dan semangat untuk membanggakan kedua orang tua dan ingin menggapai cita-cita seperti kakak-kakakku yang sudah mengapai cita –cita mereka .
Untuk itu aku harus bersyukur, atas kehidupan yang diberikan Tuhan padaku. Walaupun dalam keadaan kesulitan, aku adalah orang yang beruntung karena masih banyak orang yang hidupnya lebih sulit dari pada yang aku alami saat ini.