Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai

SEBUNGKUS SENYUM OKTOBER

SEBUNGKUS SENYUM OKTOBER

Kutuang senyummu pada secangkir teh
Kuseduh tawamu dengan sebuah sendok Oktober
Kucicip aromamu dengan sepotong hati yang kau titipkan
Kusimpan rindu pada sebuah toples kenangan

Detik detik tangga menuju puncak menggapai 23
Aku memetik cinta yang sedang bergantung
Lalu pulang dengan hati yang terisi penuh
Sebungkus senyum kutitipkan pada sepenggal Oktober
Tinggalkan tumbuh lalu siram hinggah makin subur

Sebungkus senyum Oktober kau tinggalkan pada sudut sudut luka
Pulihkan luka lepaskan sembiluh
Hangatkan hati tanamkan cinta
Sembari menanti fajar merekah pada gubuk kisah kita

Sebungkus senyum Oktober kau titipkan pada sepotong hati mulai remuk
Tumbuhkan senyum sembuhkan perih
Kuatkan kaki kokohkan hati
Sedang menantimu hadir dari sudut kisah yang sedang berkelana
__
23102022
#bingkaikata
#parameswari

Iklan

PUISI

PUISI; RINDU

Nama: Susan Parameswari
Judul: MALAM KAMIS
Isi:

Pada derai derai angin yang berkunjung
Kutitipkan rinduku pada sepoi yang lembut
Biarlah rinduku di bawa oleh semesta menujumu

Pada jeruji jendela pilu
Kuintip sejenak, memelukmu semu
Sembari memadu angan pada langit biru

Pada cerahnya kamis
Aku titipkan tulusku
Pada senyum manismu di
Di ujung lara yang pedih

Di penghujung rasa yang masih tersisah
Kukirimkan doa dengan bongkahan bongkahan kristal pada sungai duka yang setia mengalir pada kedua kelopak mata.

07092022 #bingkaikata #parameswari

PUISI

JIKA

Jika nanti kau memilih untuk pergi
Aku masih di sini
Di sepanjang jalan kenangan
Masih berbincang dengan Tuhan, memintaNya dengan tulus, tanpa lelah
Tentang kita, Ia hadirkan tawa

Jika nanti kau memilih untuk mencintai yang lain
Aku masih di sini
Di halaman rasa yang masih sama
Saat kau tulis cerita kita pada halaman pertama cerita kita

Jika nanti kau temukan jalan buntuh
Kembalilah
Mungkin kau bukan lagi rumahku
Aku masih rumah tempatmu  melepaskaj penat

Jika hadirmu sekedar singgah
Suguhkan saja senyummu
Tinggalkan tawamu
Dan pergilah
Pintuku selalu terbuka untukmu.
__
#bingkaiKata
#parameswari

UNDANG UNDANG RINDU

UNDANG UNDANG RINDU

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan rindu adalah hak dua orang insan yang saling berjauhan.
Dan oleh sebab itu harus dituntaskan segera dengan pertemuan.

Dan dengan didorongkan oleh rasa cinta yang kuat, jarak bukanlah penghalang agar cinta itu pudar. Selalu ada rindu yang menjadi jembatan.

Atas berkat Rahmat Ilahi, rindu makin subur tatkala disiram dengan pupuk jarak, menjadi perekat rasa yang paling kuat, lalu akhirnya melebur jadi satu.

Dan kemudia daripada itu, untuk membentuk kokohnya ikatan tali kasih dan untuk mempererat rasa, maka rindu hadir di selah selah jarak yang sedang terbentang.
Lalu kedua insan merdeka dalam rasa.

__
#bingkaiKata
#parameswari

ASING

Pada tabu yang sedang mengiris,
seorang perempuan asing hadir lagi, mengikis cinta perlahan.
Ternyata pertahanan hati harus sekuat itu untuk menangkis perempuan perempuan asing, tidak hanya perempuan pada sampul buku yang selalu tercoret.
__
#bingkaiKata
#parameswari

PUISI – TABU (IV)

TABU
(IV)

Kepada pintu penjaga waktu
Aku mengikis setiaku perlahan
Menghaburkan pada illang tanah gersang
Lalu mencintaimu perih
Dan menatapmu luka sanjang jalan duka

Kepada gunung penjaga hati
Aku menimbun cintaku
Menutupnya pada karang laut yang menjulang
Memelukmu luka
Lalu mengusikmu bertahan
Dan memimpimu kau abadi dalamku

Kepada hati penjaga aku
Mencintaimu luka
Melepasmu luluh
Lalu memelukmu nestapa
Genggam tanganku
Sembuhkan luka
Lalu melawan restu
Tabu memang meluluh lantakan__
23042022
#bingkaikata
#parameswari

N I A – autobiografi

TEKS AUTOBIOGRAFI

N I A

Aku, Stefani Kay, lahir di Desa Nule, 23 Maret 2005. Aku mempunyai 4 saudara perempuan dan satu adik laki-laki. Kakak -kakakku sudah mempunyai pekerjaan dan keluarga masing – masing. Sedangkan ayah bersama ibu dan adikku harus tinggal di kota karena pekerjaan ayah sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Sejak kecil aku sangat suka mendengar cerita yang disampikan oleh ibuku. Ibuku menceritakan kisah Nabi Nuh,dan menasehatiku untuk rajin beribadah dan selalu bersyukur.

Waktu berumur 6 tahun, aku bersekolah di SDN.Nusa, kemudian lulus dan orang tuaku mengajak ku untuk melanjutkan sekolah menegah pertama di kota.Tapi,aku menolaknya karena bersekolah di kota membutuhkan biaya yang lumayan .Maka dari itu, aku memilih untuk bersekolah di kampung karena tidak mau menyusahkan kedua orang tua dan aku bersekolah di SMP N Nusa.

Saat masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama aku menjalaninya dengan sabar. Walaupun tinggal jauh dari orang tua bukan hal yang gampang untuk dibiasakan, membutuhkna proses dan akupun harus bisa menjalani dan harus  terbiasa dengan hal seperti itu .Dari hari ke hari, waktu ke waktu yang kujalani, aku bersyukur karna mendapat peringkat di kelas, dan dipercayakan bersama seorang teman untuk mewakili sekolah pada kegiatan pramuka antar kecamatan .

Aku tinggal bersama kakek, nenek dan kakakku yang kedua serta keluarganya. Mereka diperintahkan oleh ayah untuk menjaga dan mendidik agar aku bisa hidup mandiri.

Setelah lulus Sekolah Menegah Pertama, sekarang aku duduk di bangku SMA N Tamalabang . Jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh. Namun dengan berjalan kaki aku dan teman –teman tetap semangat .

Aku sempat berpikir “walaupun aku jauh dari kedua orang tua, tapi ini sudah diberikan yang terbaik untukku, melatihku, melatih mentalku untuk tidak menjadi anak yang manja, melainkan menjadi anak yang mandiri. Karena,dari situlah selalu ada niat dan semangat untuk membanggakan kedua orang tua dan ingin menggapai cita-cita seperti kakak-kakakku  yang sudah mengapai cita –cita mereka .

Untuk itu aku harus bersyukur, atas kehidupan yang diberikan Tuhan padaku. Walaupun dalam keadaan kesulitan, aku adalah orang yang beruntung karena masih banyak orang yang hidupnya lebih sulit dari pada yang aku alami saat ini.

Nama   : Stefani Kay

Kelas    : X-IA

susanparameswari

HANYA – Puisi

HANYA

Aku berlutut pada mesbah cinta
Menanti hujan untuk kemarau panjang
Bertelut menghadapkan muka ke tanah
Dan butiran tanah masuk dalam celah-celah gigi

Kau hanya melirik
Dan sedikit tertawa

Aku berlari pada tapak berduri
Menghindari anjing-anjing pendusta yang selalu menunggu di lorong senja
Berlari menembus duri dan perih

Kau hanya melihat
Dan sedikit tersenyum

Aku terbaring lunglai di sungai duka
Merebahkan penat seraya terisak
Sekumpulan capung melihat sinis
Sebentar, lalu pergi

Kau hanya sedikit membual
Lalu pergi tanpa menoleh

__
11162021
#bingkaikata
#parameswari
#gilasastra
#puisi
#perempuanpuisi