Aku menikmatinya, bercumbuh dengan kata, Lalu melahirkam puisi cantik. Pangkuanku tak pernah sepih
Dear me … Ingatlah sebuah kutipan bagus dari buku yang dihadiahkan oleh seorang sahabat 06022020
Jadi, jika sekarang anda ditanya orang, “Apa kabar?” saran saya sederhana saja. Jawablah, “Seperti biasa, baik!” Dan jalanilah hidup anda setekun, sesabar, dan setabah mungkin. Hayatilah kehidupan anda seperti biasanya, yaitu bersama Allah yang luar biasa itu.
__ Labirin Kehidupan, 33
Iklan
Perempuan berbaju putih bertanya kepada pasir, “bagaimana caranya jejak kaki penjahat yang ditinggalkan bisa tersapuh oleh ombak?”
Jawab pasir, “karena laut tidak ingin melihatku terluka. Laut bahkan menghapus semua semuanya, kenangan menyakitkan pun tidak tersisah. Laut pun selalu menyuguhkan kisah indah nan manis untuk menyembukkan piluh
Lalu perempuan berbaju putih itu meminta ijin untuk sekedar berbaring, melepas lelah, sembari mencium aroma pasir yang penuh cinta dan menikmati laut yang setia menyapanya.
Laut pun kini setia dengan perempuan berbaju putih.
Kini, pasir dan perempuan berbaju putih telah berjanji untuk saling mengisi kebahagian dengan laut
__ Kisah perempuan berbaju putih di sepanjang jalan kosong
RUMAHKU DAN PEREMPUAN TUA
Rumahku di seberang jalan sunyi Menangisi wajah duka yang hampir tenggelam dalam lautan luka Menunggu riba perempuan tua yang setia menitik
Rumahku dan perempuan tua itu termenung di bawa pohon tua yang mengubur kenangan itu Rantingnya melambai memanggil rindu Terpejam duka pada pencari suka
Rumahku dan perempuan tua itu bertemu di ambang senja Menampik indah awal april tua Tawamu berubah duka kini Mencari makna di belakang setumpuk rindu
Rumahku dan perempuan tua setia Rumahku dan perempuan tua berduka, sukaku Rumahku dan perempuan tua tangis, tawaku Rumahku dan perempuan tua kuat, lemahku
Wajahmu Para pencari sukma Penuh makna dalam pengembaraan
Rumahku dan perempuan tua @Latuna, 22 Mei 2018 . Bingkai Kata Parameswari
Susan Parameswari
Ku tanamkan pilar pilar rindu di ujung senja Ku kokohkan kasih mesra dengan seberkas cinta Kutumbuhkan gelora asmara bersama seluet Tempatku masih sepih berduri
Selingnya masih mengejar senja Menuai ladang bayang Sebelum tumbang kisah kisah pencari kasih Sepoinya menyimpan gambaran sukma di kolong bukit senja
Suburnya disimpan dengan gulungan bertubi Sunset @pantai Diddi . . Bingkai Kata Parameswari
Susan Parameswari
@wanita penikmat senja . . PILAR PILAR ITU
Sepanjang jalan kenangan masih terukir tentang senja di penghujung rindu Di akhir cerita indah sang pengembara masih mengayunkan langkah di pesisir pantai rindu Di depan matahari jingga Kisahnya mulai bermain
Seorang wanita setia bersama ombak berjalan menyusuri hamparan pasir putih Sesekali gulungan ombak panjang itu menyapa Tapak kaki kisah disapu bersih Namun rindunya masih kokoh di antara pilar pilar itu
Wahai wajah pencari sukma Kisahku masih sepi Pisaumu belum tajamkah? Segeralah Datanglah Asalah
Kisahku di kaki langit senja Kisah wanita di ujung pantai senja Kisah pengembara bersama pusaran ombak Masih sepih berdiri Masih ragu melangkah Sepanjang lalu ringan digoyahkan sepoi
Kemarilah bawalah sepasang matamu dalam lihatlah betapa rindu ini mengembara . . Bingkai Kata Parameswari
Kita berkelana dengan seluet dalam menggenggam harapan tanpa melangkah dalam sumbangan suara-suara minor yang menggonggong, melolong untuk menjatuhkan.. Kita hanyalah kumpulan putri-putri yang direlahkan untuk berpisah dalam kesesakan demi menyongsong perubahan…. Kita, tanpa menghiraukan lolongan minor, terus berkreasi tanpa aksi merugikan, Walaupun hanya dirugikan bukan masalah karena itu adalah ternyata dan masih menjadikan kita sebagai putri-putri ternama…
Susan Parameswari
Kita berkelana dengan seluet dalam menggenggam harapan tanpa melangkah dalam sumbangan suara-suara minor yang menggonggong, melolong untuk menjatuhkan.. Kita hanyalah kumpulan putri-putri yang direlahkan untuk berpisah dalam kesesakan demi menyongsong perubahan…. Kita, tanpa menghiraukan lolongan minor, terus berkreasi tanpa aksi merugikan, Walaupun hanya dirugikan bukan masalah karena itu adalah ternyata dan masih menjadikan kita sebagai putri-putri ternama…
Susan Parameswari
PUISIKU
Kataku telah usang Aku masih menyimpan bayang di bawa kaki bisu Mencoba mengais kepingan hati yang tersisa Menangkap kepingan kenangan yang masih mengembara
Pagi itu Sebuah mata bercerita tentang kisah tak berpenghuni Berjalan menuju lorong lorong sendu Mengais sisa sisa rindu di selah rumput liar
Susan Parameswari
Lalu Suara itu mengetuk Tenang saja Kamu tidak sedang menyulam asap
Aku ayunkan langkah menuju surga itu Puisiku tetap indah tentangmu Kisahku masih berujung denganmu Tentang asa di sudut kota tua . Latuna, 09 April 2018 Bingkai Kata Parameswari
BALADA BAJU GEREJA YANG SELALU BETA PAKE
“Ditemukan sebuah kancing baju berukuran jumbo Khas dengan baju gereja yang tadi saya pake ke gereja. Kancingnya ditemukan oleh seorang perempuan separuh baya, yang rambutnya mulai beruban, katanya, “sai ha’ai kancing baju giddi, anamme pake gra greja yel si. Saii si kalau kandu gaapang ga’ai kancing, hang kandu si haggi wappang kutti yel. Akku si kandu si hari ba hang kutti kauwa si. Kandu kasssa yallu si ba was si gaaung taggang pake kalung, ung kang pake, was kang pake, kandu gaapang wang kauwa gannal giddi, haai gai car kandu si pake gta kalung sii
Lalu tawa mulai memenuhi ruangan sempit itu, merambat sampi di pohon ketapang, lalu menuju kantor desa, lalu terus sampai ke kampung atas
#bingkaikata #parameswari
Susan Parameswari
PARAMESWARI
Aku perempuan Saya perempuan
Kenapa perempuan?
Jangan kau katakan “Dapur itu identik dengan perempuan”
Perempuan Adilkah? Jika perempuan harus masuk ke dapur setelah pulang dari kantor, sedangkan kau hanya menunggu? Katamu kodrat
Adilkah? Jika perempuan harus masuk dapur setelah mengurus pakaianmu sedangkan kau harus berpangku tangan? Katamu kodrat
Adilkah Jika perempuan harus masuk dapur setelah mengurusi anakmu yang rewel sedangkan kau bersolek di ruang tamu dengan koran dan kopi? Katamu kodrat
Saya akan dengan senang hati menggunakan dapur, hanya saja bukan kodrat
Mari Kita saling melengkapi
Mari Sejajar itu penting
Tidak tahukah kau dua kodratnya perempuan? Bisakah kau? Jangan kau tambahkan lagi
Kita, saya dan kau Perempuan dan laki laki Sejajar itu penting